counter

Indêx ►

Google

Peradaban di Bima Sakti

Hampir 50 tahun silam, fisikawan Giuseppe Cocconi dan Philip Morrison menulis sebuah artikel yang menyodorkan gagasan bahwa teknologi teleskop radio pada masa itu sudah cukup sensitif untuk dapat menangkap sinyal komunikasi dari suatu peradaban jauh yang mungkin ada yang mengorbit di bintang-bintang lain. Frank Drake, seorang astronom radio, yang terinspirasi dengan artikel kedua fisikawan kemudian memprakarsai berlangsung pertemuan dua hari di Green Bank, West Virginia, pada bulan November 1961 yang dihadiri oleh teknisi radio, astronom, dan pakar biologi.

Dalam pertemuan Green Bank tersebut, Drake hadir dengan persamaan yang untuk selanjutnya dikenal sebagai Persamaan Drake (Drake Equation). Dengan persamaannya itu Drake menjadi orang pertama yang menemukan metode pencarian sinyal-sinyal dari peradaban jauh secara sistematik yang sekaligus berhasil memecah satu "pertanyaan besar" ke dalam sejumlah "pertanyaan-pertanyaan kecil". Drake telah menyusun sebuah persamaan matematika untuk memberi landasan sistematik bagi pencarian peradaban di alam semesta yang mahaluas ini.

Persamaan tersebut mengandung tujuh buah besaran yang harus dihitung secara terpisah untuk memperoleh informasi tentang banyaknya peradaban yang teramati di galaksi kita, Bima Sakti. Ketujuh besaran tersebut meliputi laju kelahiran bintang di galaksi, fraksi planet yang hadir menemani bintang-bintang induk mereka, fraksi planet yang menyerupai Bumi, fraksi planet dengan kehidupan, fraksi kehidupan cerdas yang dapat hadir di planet-planet yang menunjang kehidupan, fraksi kehidupan cerdas yang mampu berkomunikasi, dan kala hidup peradaban yang mengenal teknologi untuk berkomunikasi tersebut.

Meski lebih dari 40 tahun berselang, projek SETI (Search for ExtraTerrestrial Intelligent; projek ini tak berkaitan dengan penelitian UFO) tidak juga membuahkan hasil seperti yang diharapkan, yaitu berhasil ditangkapnya sinyal radio dari kehidupan cerdas lain di Bima Sakti. Dalam artikel mereka di jurnal ilmiah Nature pada tahun 1959, Cocconi dan Morrison menulis, "The probability of success is difficult to estimate, but if we never search, the chance of success is zero."

Seandainya kita memilih bersikap pesimis tentang keberadaan peradaban lain tersebut, di atas kertas berapa banyakkah kehidupan cerdas yang juga memiliki pemikiran seperti manusia di Bumi untuk mengirimkan sinyal-sinyal komunikasi? Perhitungan yang dilakukan Eric Schulman seperti termuat dalam artikelnya di majalah Mercury edisi September 2000 menghasilkan peradaban cerdas yang mampu berkomunikasi di Bima Sakti tidak kurang dari 50.000 buah peradaban. Jumlah yang lebih dari cukup untuk saling berkorespondensi atau saling berkunjung manakala teknologi untuk mewujudkannya sudah dapat kita kuasai. Benarlah kiranya salah satu dialog dalam drama Hamlet karya William Shakespeare yang terkenal itu, "There are more things in heaven and earth, Horatio, than are dreamt of in your philosophy."

GoBlog......

Mau tuker link dengan Blog ini???

My_LinK!

Pês@n $ingK@t

 

Template Designer by : Faesal Rahma Wiguna | Phone# : 085 224 267 899