JIKA ada anggota keluarga yang menderita stroke yang sampai saat ini tak kunjung sembuh meski sudah banyak pengobatan dan terapi yang dilakukan, cobalah agar mendengarkan musik.
Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Helsinki menyatakan, mendengarkan musik pop, klasik, ataupun jazz mendukung kesembuhan dan mencegah kelumpuhan pada pasien stroke.
Pengkajian yang dipimpin Teppo Sarkamo seperti dikutip BBC (20/2) tersebut menguji pasien stroke yang diminta mendengarkan musik selama dua jam setiap harinya, memori verbal dan rentang perhatian pasien membaik secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang tak mendapat stimulasi musik atau hanya mendengarkan cerita yang dibacakan dengan keras.
Pasien yang rutin mendengarkan musik juga mengalami penurunan depresi dibandingkan dengan mereka yang tidak mendengarkan musik. Tercatat, sejak tiga bulan setelah serangan stroke, memori verbal meningkat sebanyak 60 persen pada para pendengar musik, 18 persen pada pendengar buku audio, dan 29 persen pada mereka yang sama sekali tak mendengarkan apa-apa.
Musik, boleh jadi, dalam beberapa hal bisa menggerakkan lebih banyak lagi mekanisme umum yang memperbaiki dan memperbarui jaringan saraf otak pasca serangan stroke. Untuk memahami hal ini, akan dilakukan pengkajian lebih lanjut meski bisa diyakini musik memang terbukti bisa memberikan perawatan tambahan yang mudah dan murah untuk pasien stroke.
"Ini bisa dipandang sebagai pengkajian percontohan. Ini adalah awal yang menjanjikan," tutur Sarkamo yang memperingatkan terapi mendengarkan musik belum tentu berhasil pada semua korban stroke.
Stroke, yang terjadi saat aliran darah ke otak tersumbat, dapat mematikan jaringan otak dan merupakan salah satu penyebab utama kematian dan cacat tetap. Pengobatan stroke bisa meliputi obat pengencer darah dan daya upaya untuk merendahkan kolesterol.