SETIAP orang tua dipastikan akan kecewa, bahkan marah, jika mendapati nilai pelajaran sekolah anak-anak mereka buruk. Sebagai pelampiasan, orang tua acap menyalahkan dan memarahi anak, dengan alasan mereka malas belajar. Tapi, sebagian lagi memilih bersikap bijak, mencari tahu penyebab buruknya nilai pelajaran anak-anak mereka. Betulkah nilai pelajaran buruk karena anak malas belajar?
Tim ilmuwan Durham University Inggris berpendapat bahwa sebagian anak mendapatkan nilai buruk di sekolah bukan karena malas belajar, melainkan karena kerusakan memori. Akibat kerusakan memori, anak menjadi kesulitan mencerna informasi, entah pelajaran sejarah, maupun matematika. "Namun, kerusakan memori pada anak dapat diperbaiki dengan latihan memori. Sehingga potensi anak dapat ditingkatkan," ujar ketua tim Dr. Tracey Alloway.
Memori adalah ruang penyimpan informasi sementara dalam otak. Alloway mengungkapkan, memori bekerja mirip kotak penyimpan barang yang memiliki batas kapasitas penyimpanan. Anak-anak yang menderita kerusakan memori dapat dilatih untuk mengingat informasi-informasi yang relevan saja. Sebagai contoh, ketika anak yang mengalami kerusakan memori harus belajar sejarah, anak itu tidak perlu membaca buku dari halaman pertama hingga halaman terakhir.